Selasa, 18 Desember 2012
INDONESIA, NEGERI KUMPULAN PARA BEDEBAH
20.03
3 comments
Biasanya
saya getol menyalah-nyalahkan pemerintah, tapi khusus untuk tulisan ini, saya
ingin kita sadar bahwa sebenarnya juga kita sama menyebalkannya dengan mereka. Kita
sering menganggap bahwa pejabat adalah seorang koruptor, petugas-petugas publik
adalah para penjilat, ataupun para penegak hukum berisi orang-orang yang paling
sering melanggar hukum.
Itu
semua boleh jadi benar. Mereka memang orang-orang yang sangat egois,
individualis, tidak patuh aturan, menabrak apapun yang mereka anggap gangguan
supaya tujuan mereka tercapai. Namun, apakah kita – masyarakat juga tidak
seperti itu? Pada kenyataannya, kita kadang juga terjebak pada perbuatan
seperti itu. Kita, sebagai masyarakat maupun individu secara sadar maupun tidak
- juga berbuat curang, tidak jujur, melanggar
peraturan, atau apapun untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita sama
bedebahnya dengan orang-orang yang berada dalam rantai kekuasaan. Ya, karena
kita berada di negeri yang berisi para bedebah!
Saya
ingin menceritakan beberapa hal mengenai betapa bedebahnya sebagian orang
Indonesia, yang mungkin juga diantaranya saya. Namun dalam tulisan ini saya
tidak akan menuliskan betapa bedebahnya saya, tapi orang lain yang kebetulan
pernah bertemu atau setidaknya pernah saya lihat. Bukan karena saya sok suci
dengan tidak menuliskan kisah bedebah saya sendiri, tapi dengan jujur saya
tidak tahu apakah saya pernah berbuat seperti seorang bedebah atau tidak. Bukankah
mencari kesalahan orang lain lebih mudah dibanding mencari kesalahan sendiri? Begitu
juga saya. Namun jika para pembaca, teman, atau siapapun yang mengenal saya
mempunyai cerita mengenai betapa bedebahnya saya, silahkan hubungi saya dan
akan saya tulis pada blog ini.
Salah
satu ciri seorang bedebah adalah rajin berbuat curang. Mereka selalu berusaha
mencari pintu lain setelah satu pintu untuk berbuat curang ditutup. Mereka adalah
orang-orang yang pandai menyiasati aturan. Jangan heran, mereka sebenarnya
adalah orang-orang pintar sehingga mereka selalu punya ide brilian untuk terus
merong-rong peraturan yang ada. Maka tidak salah dengan kata mutiara yang
berbunyi, “lebih berbahaya orang jahat yang pintar daripada orang baik yang
biasa-biasa saja.”
Dealer Motor dan Aturan
Kredit Motor.
Salah
satu masalah di Indonesia adalah kemacetan yang akut. Penyebab kemacetan ini
beragam, mulai dari sarana transportasi umum yang jelek sehingga masyarakat
enggan menggunakannya, murahnya kredit kendaraan bermotor, pertambahan
kendaraan yang tidak diikuti pelebaran jalan, maupun lalu lintas yang semrawut
karena banyak parkir liar.
Meskipun
terlambat, pemerintah akhirnya menyadari bahwa masalah utama kemacetan adalah
penjualan kendaraan bermotor yang tidak terkendali. Pertumbuhan kendaraan
sangat cepat, sementara pertambahan jalan nol besar, akibatnya jalanan penuh
oleh kendaraan pribadi. Salah satunya karena kredit kendaraan yang sangat mudah
dan murah. Kita tentu tahu jika untuk memperoleh kredit motor hanya cukup DP
sebesar 100-500ribu saja. Alhasil masyarakat berbondong-bondong membeli
kendaraan.
Pada
pertengahan tahun 2012, pemerintahan kemudian mengeluarkan peraturan DP kredit
kendaraan bermotor minimal 25 % dari harga jual motor. Peraturan ini
diterbitkan untuk menekan pertambahan kendaraan pribadi di jalanan. Tapi apa
yang terjadi? Bukan orang Indonesia namanya jika tidak bisa menyiasati
peraturan ini. Setidaknya saya mendapatkan pengalaman ini pada bulan Desember
2012, satu hari setelah umur saya bertambah menjadi 22.
Saat
itu saya melihat status facebook milik perusahaan dealer motor besar di daerah
saya yang berisi promo kredit motor bulan desember yang berisi konsumen bisa
membeli motor hanya dengan uang muka 100ribu. Rp
100.000, BAYANGKAN!
Saya
bertanya jika sistem penjualannya seperti itu, bukankah namanya melanggar
peraturan? Sebenarnya dengan pertanyaan itu saya ingin memberikan informasi,
bahwa pemerintah punya aturan tentang sistem jual beli motor, mungkin mereka
belum tahu. Tapi ternyata? Mereka sudah tahu itu, dan memang mereka
menyiasatinya. Mereka terang-terangan, dan paham sama sekali bahwa mereka
melanggar aturan, tapi toh mereka cuek, peraturan mereka terabas asal
motor-motor mereka laris terjual.
Parahnya
lagi seorang sales mereka menghubungi lewat pesan facebook, malah menawari saya
untuk mengambil kredit motor! Padahal niat saya ingin mengatakan bahwa mereka
sudah melanggar aturan, tapi ternyata dalam pikiran mereka, mereka tidak merasa
salah ketika melanggar aturan. Toh saya juga tidak berminat membeli motor,
karena memang saya belum mampu membeli meskipun promosnya begitu luar biasa.
Lalu
bagaimana? Apakah masih salah pemerintah? Atau memang masyarakat kita adalah
para bedebah-bedebah, siapapun itu, tanpa terkecuali? Selamat datang di negeri
tempat berkumpulnya para bedebah. SALAM BEDEBAH!!
NB:
jika ada kisah-kisah bedebah lain akan saya ceritakan, atau jika ada yang juga
mau berbagi cerita betapa bedebah, artinya betapa orang-orang disini adalah
orang yang pintar menyiasati aturan, berbuat curang, tidak jujur, silahkan
sampaikan disini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Kali ini saya ingin menulis hal yang menjadi kegundahan saya dalam beberapa hari ini. Tulisan ini bukan tulisan ilmiah karena saya tidak m...
-
Biasanya saya getol menyalah-nyalahkan pemerintah, tapi khusus untuk tulisan ini, saya ingin kita sadar bahwa sebenarnya juga kita sam...
-
Gak kerasa bentar lagi udah Agustus. Jadi inget lagi masa-masa SMA gue. Apalagi bulan Agustus juga bulan yang spesial buat almamater sekolah...
-
Akhir-akhir ini saya terusik dengan kata “oknum”. Maklumlah, saya tidak tahu apa arti kata ini, tapi setiap ada sebuah kejahatan, kekelirua...
-
Sebelum bercerita, gua mau jelasin judul diatas. MU itu bukan singkatan Muntah Ulet (hoek!), Makan Ulet, maupun Minum Ulet (kok bikin contoh...
-
Aku beruntung dibesarkan dalam lingkungan orang-orang yang melek baca. Meskipun bukan berasal dari kalangan berada dan harus banyak berhem...
-
Brrrr... (bukan bermaksud iklan minuman bersoda lho) Pagi ini dingin banget. Dinginnya bukan hanya menusuk tulang sum-sum, tapi juga tulang ...
-
Sebagai anak muda, wajar donk kalo kita pengen punya hubungan lebih ama lawan jenis. Begitu juga gue, walaupun gue gak tau apa yang mesti di...
-
Oleh Dimas Adiputra Asli 100% bukan plagiat Membela sebuah tim nasional merupakan pencapaian tertinggi dalam karier seorang pesepakbola. Ada...
-
Ini tulisan saya di Rubrik OPOSAN Tabloid Bola, 13 September 2012 Sejak keluarnya Permendagri nomor 22 tahun 2011 yang melarang peng...








Menarik tulisannya... Sampe dapat pengakuan langsung dari oknum "bedebah"nya hehe
BalasHapusMiris juga kalau aturan akhirnya di akal-akalin kayak gitu..
nah makanya tidak salah jika negeri sekarang sudah berisi para bedebah, mungkin juga kita salah satunya hahaha
BalasHapusbedebah kayak film kerajaan tuh
BalasHapus